Sabtu, 27 Oktober 2012

klasifikasi

Ciri-Ciri : ͽ Berbunga parasit ͽBerukuran besar ͽBerbau busuk ͽBermahkota lima ͽBerdiameter 20-100 cm ͽPemakan serangga ͽBunga terbesar di dunia ͽTidak berakar ͽTidak berdaun ͽTidak bertangkai ͽKetika mekar diameter 1m. ͽBerat 11 kg Makanan : Unsur organik dan anorganik dari tanaman tetrastigma Cara Berkembang biak : Bau bunganya tidak enak menarik serangga seperti lalat dan kumbang kotoran,yang membawa serbuk sari dari bunga jantan ke betina.Sedikit yang diketahu mengenai penyebaran biji nya. Asal :Asia tenggara,Semenanjung Malaya,Kalimantan,Sumatra,Filipina Rafflesia adalah genus tumbuhan bunga parasit. Ia ditemukan di hutan hujan Indonesia oleh seorang pemandu dari Indonesia yang bekerja untuk Dr. Joseph Arnold tahun 1818, dan dinamai berdasarkan nama Thomas Stamford Raffles, pemimpin ekspedisi itu. Ia terdiri atas kira-kira 27 spesies (termasuk empat yang belum sepenuhnya diketahui cirinya seperti yang dikenali oleh Meijer 1997), semua spesiesnya ditemukan di Asia Tenggara, di semenanjung Malaya, Kalimantan, Sumatra, dan Filipina. Tumbuhan ini tidak memiliki batang, daun ataupun akar yang sesungguhnya. Rafflesia merupakan endoparasit pada tumbuhan merambat dari genus Tetrastigma (famili Vitaceae), menyebarkan haustoriumnya yang mirip akar di dalam jaringan tumbuhan merambat itu. Satu-satunya bagian tumbuhan Rafflesia yang dapat dilihat di luar tumbuhan inangnya adalah bunga bermahkota lima. Pada beberapa spesies, seperti Rafflesia arnoldii, diameter bunganya mungkin lebih dari 100 cm, dan beratnya hingga 10 kg. Bahkan spesies terkecil, Rafflesia manillana, bunganya berdiameter 20 cm. Bunganya tampak dan berbau seperti daging yang membusuk, karena itulah ia disebut "bunga bangkai" atau "bunga daging". Bau bunganya yang tidak enak menarik serangga seperti lalat dan kumbang kotoran, yang membawa serbuk sari dari bunga jantan ke bunga betina. Sedikit yang diketahui mengenai penyebaran bijinya. Namun, tupai dan mamalia hutan lainnya ternyata memakan buahnya dan menyebarkan biji-bijinya. Rafflesia adalah bunga resmi negara Indonesia, begitu pula provinsi Surat Thani, Thailand. Nama "bunga bangkai" yang dipakai untuk Rafflesia membingungkan karena nama umum ini juga digunakan untuk menyebut Amorphophallus titanum (suweg raksasa/batang krebuit) dari famili Araceae. Terlebih lagi, karena Amorphophallus mempunyai perbungaan tak bercabang terbesar di dunia, ia kadang-kadang secara salah kaprah dianggap sebagai bunga terbesar di dunia. Baik Rafflesia maupun Amorphophallus adalah tumbuhan bunga, namun hubungan kekerabatan mereka jauh. Rafflesia arnoldii mempunyai bunga tunggal terbesar di dunia dari seluruh tumbuhan berbunga, setidaknya bila orang menilai dari beratnya. Amorphophallus titanum mempunyai perbungaan tak bercabang terbesar, sementara palem Talipot (Corypha umbraculifera) memiliki perbungaan bercabang terbesar, terdiri atas ribuan bunga; tumbuhan ini monokarpik, yang artinya tiap individu mati setelah berbunga. Padma raksasa (Rafflesia arnoldii) merupakan tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis. Penamaan bunga raksasa ini tidak terlepas oleh sejarah penemuannya pertama kali pada tahun 1818 di hutan tropis Bengkulu (Sumatera) di suatu tempat dekat Sungai Manna, Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan, sehingga Bengkulu dikenal di dunia sebagai The Land of Rafflesia atau Bumi Rafflesia. Seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang menemukan bunga raksasa ini pertama kali. Dr. Joseph Arnold sendiri saat itu tengah mengikuti ekspedisi yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles. Jadi penamaan bunga Rafflesia arnoldii didasarkan dari gabungan nama Thomas Stamford Raffles sebagai pemimpin ekspedisi dan Dr. Joseph Arnold sebagai penemu bunga. Tumbuhan ini endemik di Pulau Sumatera, terutama bagian selatan (Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan). Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan daerah konservasi utama spesies ini. Jenis ini, bersama-sama dengan anggota genus Rafflesia yang lainnya, terancam statusnya akibat penggundulan hutan yang dahsyat. Di Pulau Jawa tumbuh hanya satu jenis patma parasit, Rafflesia patma. Bunga merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kilogram. Bunga menghisap unsur anorganik dan organik dari tanaman inang Tetrastigma. Satu-satunya bagian yang bisa disebut sebagai "tanaman" adalah jaringan yang tumbuh di tumbuhan merambat Tetrastigma. Bunga mempunyai lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong. Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi benang sari atau putik bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau betina. Hewan penyerbuk adalah lalat yang tertarik dengan bau busuk yang dikeluarkan bunga. Bunga hanya berumur sekitar satu minggu (5-7 hari) dan setelah itu layu dan mati. Persentase pembuahan sangat kecil, karena bunga jantan dan bunga betina sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam satu minggu, itu pun kalau ada lalat yang datang membuahi. Status konservasi spesies adalah indikator kemungkinan untuk spesies yang masih ada dan tersisa hingga saat ini atau masa depan. Banyak faktor digunakan untuk menentukan status konservasi suatu spesies: tidak hanya spesies yang tersisa, namun juga seluruh peningkatan atau penurunan populasi dari waktu ke waktu, tingkat keberhasilan perkembangbiakan, dan ancaman-ancamannya. (Keanekaragaman berbagai macam Makhluk Hidup) – Keanekaragaman makhluk hidup merupakan pernyataan terdapatnya berbagai macam keragaman bentuk, penampilan, jumlah, sifat yang ada pada berbgai tingkatan mkhluk, yaitu tingkatan ekosistem, tingkatan jenis, dan tingkatan genetik. Keanekaragaman Ekosistem Ekosistem merupakan suatu satuan lingkungan, yang tertidiri dari unsur-unsur biotik yaitu jenis-jenis makhluk hidup, dan unsur abiotik, yaitu faktor-faktor fisik (iklim, air, tanah) dan kimia (keasaman, salinitas) yang berinteraksi satu sama lainnya. Dengan berbagai macam kombinasi lingkungan fisik dan kimia yang beranekaragam maka jika susunan komponen jenis dan susunan faktor fisik serta kimianya berbeda,ekosistem yang dihasilkannya akan berbeda pula. Dengan demikian,dapat dimengerti jika perpaduan antara tanah dan iklim yang beraneka ragam, letak geografi yng membentang luas, serta jenis-jenis makhluk hidup yang beragam , akan menyebabkan ekosistem yang terbentuk juga beraneka ragam. Keanekaragaman Jenis Jenis (spesies) merupakan suatu satuan organisme yang dapat dikenal dari bentuk atau penampilannya dan terdiri atas pengelompokan populasi atau gabungan individu yang mampu kawin sesamanya secara bebas (tapi tidak dapat melakukannya dengan jenis lain), untuk menghasilkan keturunan. Lingkungan tempat hidup jenis itu beraneka ragam , jenis yang dihasilkannya akan beragam pula. Jenis yang terjadi ini juga punya peluang menghasilkan jenis-jenis yang lain, melalui proses evolusi telah terbentuk jutaan jenis berbeda-beda.hal ini mengakibatkan keterkaitan antara jenis satu dengan yang lainnya, inilah yang disebut dengan kekerabatan. Keanekaragaman Mikrobiota Indonesia Berpegang pada hipotesis maka dunia monera (mikroba yang tidak memiliki inti sel sejati atau prokariota, seperti bakteri ganggang biru) diwakili oleh sekitar 300 jenis misalnya (bakteri yang menyebabkan fermentasi, yang menyebabkan makanan busuk). Dugaan konservatifjumlah fungi jamur sekitar 12.000 Jenis, termasuk lumut kerak, jamur lendir, dan jamur air.Sedangkan mikrobiota yang ntergolong tumbuhan (plantae) diwakili oleh kelompok ganggang (algae) dan lumut (Bryopita). Keanekaragaman Tumbuhan Berpembuluh Indonesia Struktur vegetasi yang komplek, pohon-pohon yang tinggi sebagai kerangka menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi berbagai jenis tumbuhan lain hidup dibawahnya.Keanekaragaman ini memang dapat disimpulkan dari besarnya jumlah jenis makhluk yang kita miliki misalnya meranti merantian (Dipterocarpaceae) sekitar 70% ada di negara kita.Kita memiliki banyak sekali tanaman budi daya seperti coklat, cengkeh, karet , durian dsb. Untuk bambu bambuan tidak kurang dari 125 jenis seperti bambu tali, bambu, pringgondani, bambu betung dsb.Untuk kayu-kayuan tidak kurang dari 1000 jenis, seperti kayu meranti, mahoni, albasia, pinus, salam. Keanekaragaman Hewan Indonesia Besarnya keanekaragaman fauna ini dimungkinkan karena posisi tanah air kita terletak di persimpangan utar selatan dan menjadi jembatan antara dua region fauna utama dunia. Dari segi kualitas dapat ditunjukkan , fauna yang terdapat di negeri ini mencakup kelompok modern seperti burung dan mamalia. Ada juga kelompok lain yang merupakan populasi sisa, seperti biawak, komodo, dan badak jawa. Keanekaragaman hewan indonesia juga terlihat dari persebaran geografi dan ekologinya. Ikan indonesia sudah dikenal dunia, tongkol, tenggiri, bandeng, bawal, kakap, baronang,dan banyak lagi jenis ikan yang menjadi komoditi ekspor. Kelompok invertebrata, kelompok binatang beruas (antropoda), kelompok serannga, menunjukkan yang tinngi dan menarik. Tentunya kepulauan yang berjumlah ribuan dengan ratusan gunung, sangat kaya dengan dengan keanekaragaman hewannya. Keanekaragaman Genetik Ternyata dalam jenis yang sama, masih kita temukan banyak keragaman contoh (ayam bangkok, ayam buras, ayam pelung, ayam hutan), keanekaragaman ini dinamakan genetik atau keanekaragaman plasma nutfah. Keanekaragaman plasma nutfah yang terdapat di negara kita ini sungguh luar biasa sehingga mendapat julukan MEGA BIODIVERSITY. Masih tersimpan dalam jumlah besar plasma nutfah binatang yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan. Berikut ini ada beberapa macam bunga langka yang perlu dilestarikan agar tidak punah: Bunga Edelweis Bunga Rafflesia Bunga Wijayakusuma Bunga Udumbara Bunga Peony Bunga Kastuba BUNGA RAFFLESIA Bunga Rafflesia juga dikenal sebagai bunga bangkai karena baunya yang tidak sedap. Bunga Rafflesia Arnoldy yang juga disebut sebagai “Puspa Langka” merupakan bunga raksasa yang pertama kali ditemukan oleh Sir Thomas Stamford Raffles saat dia sedang bertugas di Bengkulu. Sir Thomas menemukan bunga tersebut bersama salah seorang ahli botani yang bernama Dr.Josep Arnold Browen di Lubuk Kabupaten Bengkulu Selatan pada tahun 1818. Pada tahun 1920 kedua tokoh Inggris ini mengukuhkan Bengkulu sebagai Bumi Rafflesia sekaligus menamakan bunga langka itu sebagai Rafflesia Arnoldi. Bunga ini disebut puspa langka karena di tempat lain jarang ditemukan bunga semacam ini. Di dunia ada sekitar 17 jenis bunga tersebut, tetapi 12 jenis di antaranya tumbuh pada kawasan hutan tropis termasuk Indonesia (Bengkulu). Jenis-jenis bunga Rafflesia, yaitu: apa saja ya??? (yang tau, beritau donk ) Bunga Padma (camera trap) adalah kerabat bunga padma (Rafflesia Arnoldi R. Brown) yang merupakan flora maskot Indonesia dan bunga terbesar di dunia. Diameter bunga ini bisa mencapai 100 cm sehingga bunga ini merupakan bunga terbesar dan sangat terkenal di dunia. Masa kuncupnya berkisar antara 6 – 8 bulan sedangkan masa mekarnya 15 hari. Bunga ini tumbuh tersebar di seluruh Bengkulu di lereng Bukit Barisan. Bunga yang diternukan di lereng Gunung Sorik Merapi seperti pada gambar ini diduga merupakan jenis baru yang belum pernah dideskripsikan. Bunga padma sangat unik karena dia tidak memiliki akar, batang maupun daun. Bunga padma tumbuh sebagai parasit di jenis liana tertentu (biasanya di Tetrastigma sp.) dan merupakan jenis flora yang secara global terancam punah. Hingga kini, bunga ini masih diteliti oleh para ahli tanaman di Herbarium Bogoriense, Bogor, Jawa Barat. Untuk menjaga kebesaran nama bunga Raffelsia itu perlu diadakan promosi secara rutin terhadap dunia internasional, disamping dilakukan pengamanan ekstra ketat terhadap lokasi habitat bunga langka tersebut. PENEMUAN BUNGA BANGKAI DI RIAU: Tanpa disangka, serumpun Bunga Bangkai (Amorphophallus titanium) tumbuh segar di areal HTI (Hutan Tanaman Industri) PT. Riau Andalan Pulp And Paper (Riaupulp) Estate Logas. Kejadian langka di areal kerja penanaman ini awalnya ditemukan oleh karyawan Riaupulp di Estate Logas, Kec. Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi, bernama Maskot Silaban bersama empat temannya, Senin (2/6). Hal tersebut dinyatakan Manager Riaupulp Estate Logas, Tendi didampingi Forest Protection Riaupulp Estate Logas, P Turnip, Rabu (11/6) sepekan setelah ditemukannnya tumbuhan langka tersebut. Menurut Tendi, saat itu stafnya akan membuat patok untuk tanda bagi pembuatan infield drain, dan seketika melihat ada tanaman aneh yang tumbuh di lokasi kerja mereka. “Saat itu mereka langsung membuat patok merah di sekeliling tanaman agar tidak ada yang mengganggu. Kemudian mereka melaporkan temuan tersebut kepada atasannya untuk kemudian Tim Manajemen Riaupulp Estate Logas mengambil dokumentasinya,” kata Tendi. Ditambahkan Tendi, bunga langka ini tumbuh di Compartement G.013 Estate Logas, Desa Pulau Padang Kec.Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi dan merupakan tanaman dari suku talas-talasan (Araceae family) atau yang lazim juga disebut Batang Krebuit. Dalam pada itu, Direktur Utama Riaupulp Rudi Fajar menegaskan bahwa temuan tersebut sangat penting dan berguna. Pihaknya melalui Environmental Departement di Estate Logas akan terus menjaga dan mengamati pertumbuhan Bunga Bangkai tersebut, yang saat ini usianya sudah memasuki pekan kedua. “Sesuai arah dan kebijakan lingkungan di Riaupulp, kami punya komitment kuat untuk senantiasa menjaga dan memelihara lingkungan bagi berkembangnya flora dan fauna sebagai bagian dari kebijakan operasional perusahaan,” tegas Rudi. DI BOGOR: Bunga bangkai dengan nama Ilmiah (Amorphophallus Titanium Becc) muncul kembali di Kebun Raya Bogor (KRB). Kemunculan kembali bunga bangkai di KRB merupakan penantian yang panjang, sehingga diharapkan tidak lama lagi akan bisa disaksikan bunga itu akan mekar dengan aroma khasnya. Munculnya kembali bunga bangkai di KRB merupakan yang ke lima kalinya setelah yang terakhir muncul pada Agustus 2001 lalu.“Biasanya bunga raksasa jenis Titan Arum ini akan mekar antara dua sampai tiga tahun sekali,” jelas Kepala Bagian Humas KRB Ondidi Susanto di temui di kantornya. The Titan Arum (bunga bangkai) jenis ini merupakan tanaman asli dari daerah Sumatera yang tergolong pada jenis tanaman umbi-ubian. Bunga jenis ini tergolong pada jenis tanaman yang sangat langka di dunia. Apalagi Titan Arum ini juga memiliki banyak keistimewaan dibandingkan dengan bunga lainnya. “Bunga ini memiliki umbi dengan berat lebih dari 200 Kg, dengan tinggi bunga mencapai 3,5 meter dan memiliki diameter (kelopak) bunga 2 meteran. Maka tidak heran jika bunga ini disebut-sebut sebagai bunga raksasa dan terbesar di dunia,” terangnya. The Titan Arum meski memiliki ciri khas dengan aroma bau busuknya yang sangat menyengat, namun kehadiran bunga ini telah terbukti dapat mengharumkan nama Indonesia ke manca negara. Amorphophallus Titanum Becc merupakan koleksi langka KRB yang berasal dari Muara Imat, Jambi. Selama dikembangkan di KRB pada tahun 1915, bunga yang hanya terdapat di Pulau Sumatera ini sudah tiga kali mekar, yaitu pada 5 Februari 1994 dengan tinggi 160 cm dan lebar 105 cm, kemudian 12 Juni 1997 dengan tinggi 252 cm dan lebar 152 cm, dan 1 Agustus 2001 dengan tinggi 290 cm. Bunga ini pertama kali ditemukan oleh Dr Odordo Becacari, seorang ahli botani berkebangsaan Italia, di kawasan Air mancur, Lembah Anai, Sumatra Barat pada 1878. Ada sekitar 170 jenis bunga Bangkai yang terdapat di dunia, namun jenis bunga bangkai (Amorphophallus Titanum) dan (Amorphophallus Gigas) hanya terdapat di Indonesia, tepatnya di daerah Sumatera. Keistimewaan dari bunga raksasa ini, biasanya memiliki bentuk dan warna yang sangat indah jika sudah mekar. “Kelopak bunga (seludangnya) akan berwarna merah maroon menawan. Sementara warna bonggol bunga (phallus) berwarna kuning keemasan. Terpadu sunguh cantik dan sangat eksotik,” ujar Staf peneliti dari LIPI ini. Dijelaskan, bunga tersebut mulai sejak hari Rabu,(28/06) dan saat ini tingginya telah mencapai 170 cm. Dia mempredisikan, bunga bangkai ini akan mekar dengan sempurna satu pekan mendatang. Bunga langka itu kalau mekar begitu indah. Namun, seperti namanya bunga bangkai, bau seperti tikus busuk menebar di sekelilingnya. Bahkan, dari radius 100 meter aroma tak sedap tersebut sudah mulai tercium. Kemunculan kembali bunga bangkai di KRB diharapkan akan mendatangkan keuntungan lebih bagi pihak Kebun Raya Bogor. “Kami berharap ini akan menjadi berkah bagi KRB menyusul terjadinya angin rebut yang telah memporak-oiarndakan KRB awal Juni lalu. “Kita tahu, pada awal Juni lalu KRB telah dibuat porak poranda akibat diterjang angin putting beliung sehingga sejumlah pohon koleksi KRB banyak yang tumbang. Bahkan dampak dari kejadian tersebut KRB terpaksa ditutup sementara untuk beberapa pekan, “ katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar